Rabu, 21 Desember 2016

Perjuanganku Menuju Universitas Lambung Mangkurat



S
inar mentari pagitersenyum manis, semanis coklat ketika cinta melekat, tetesan embun masih membekas di antara rimbunan tumbuhan. Pagi hari itu kira-kira pukul 07.00 WITA, Aku sudah ada di sekolah. Aku memang selalu paling pagi datang ke sekolah, biasanya Aku duduk-duduk diteras menunggu bunyi lonceng masuk kelas. Lonceng berbunyi empat kali menandakan semua siswa SMK Harapan Bangsa Kurau harus masuk kelas. Waktu itu Aku duduk di kelas XII Administrasi Perkantoran, semester dua. Suasana di kelas sangat ramai dan penuh canda tawa. Jam menunjukan pukul 08.00 WITA, waktu belajar akan segera dimulai, tak berapa lama guru mata pelajaran pun masuk kelas.
“Assalamu’alaikum Wr. Wb. kata Pak guru.”
Langsung kami semua membalas salam baPaktersebut. Pelajaran dimulai, pagi ini Aku dan teman-teman belajar matematika. Waktu berputar begitu cepat, kulihat jam menunjukkan pukul 09.50 WITA, itu artinya waktu belajar mengajar matematika tinggal 10 menit. Saat-saat akhir pelajaran Aku terkejut, bapak yang mengajar pada saat itu memanggilku.
“Alvi, kata baPak Udin.” yaitu bapak yang mengajar pelajaran matematika.
“Iya ada apa Pak.” Singkat kata Pak Udin bertanya.
“Kamu setelah lulus sekolah ini mau kuliah?”
“Iya Pak.” setelah menjawab pertanyaan itu Aku terdiam, dalam hatiku berkecamuk dan bertanya-tanya, aPakah seorang anak petani bisa kuliah dengan kondisi ekonomi yang sederhana.Kemudian pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku tadi, Aku utaran ke Pak Udin.
“Apakah seorang anak petani bisa Pak kuliah dengan kondisi ekonomi yang sederhana?”
“Tenang saja, asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat Insya Allah cita-cita kamu untuk kuliah tercapai, kata Pak Udin.”
Firman yang tadi mendengarkan pembicaraan Aku dengan Pak Udin, langsung bertanya.
“bagaimana caranya Pak?”
“Sekarang ada program beasiswa bidikmisi yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI, beasiswa ini khusus untuk siswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi, kata Pak Udin.”
 Kemudian beliau memberi saran kepada Aku dan Firman,
“Begini kalian termasuk siswa berprestasi di sekolah ini, sayang kalau tidak melanjutkan kuliah, kalau mau nanti baPak daftarkan beasiswanya.” Aku dan Firman berpikir sejenak, saling pandang, menganggukkan kepala bahwa kami setuju.
“Inggih pa’e daftarkan ja ulun lawan Alvi, sahut Firman”
“Alhamdulillah, kata Pak Udin asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat Insya Allah kalian akan kuliah.”
 Singkat cerita besoknya Aku, Firman, dan Pak Udin pergi ke warnet untuk mendaftar beasiswa bidikmisi, setelah sampai di warnet kami langsung membuka website resmi bidikmisi, kami disuguhkan dengan borang bidikmisi yang isinya tentang biodata pribadi, keluarga sampai kondisi ekonomi dan lain-lain. Kira-kira dua jam pendaftaran selesai. Kejadian itu terjadi kira-kira akhir tanggal bulan maret 2016. Seminggu kemudian Pak Udin menyuruh kami untuk mendaftar SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi ), setelah disuruh itu Aku dan Firman mendaftar SNMPTN.
Waktu terus berputar, detik demi detik berlewat, menit demi menit berlewat, hari demi hari, sampai waktu tanggal pengumuman hasil SNMPTN, kira-kira waktu itu pada tanggal 10 Mei 2016, Aku dan Firman berharap besar untuk lulus SNMPTN, kami sangat yakin bahwa kami akan lulus, ternyata setelah kami sampai warnet yang kira-kira 10 KM dari rumah kami berdua, dan membuka pengumuman SNMPTN, kami berdua tidak lulus. Seketika itu juga rasa  sedih yang begitu besar menyelimutiku.
Aku memanggil Firman yang duduk disebelahku.
“Fir Fir Firman,.”
            “Napa, sahut Firman.”
Kulihat bola matanya berkaca-kaca, yang tadi dia sangat semangat, berubah jadi sedih sampai meneteskan air mata.
Hatiku berkata-kata, hancur sudah harapanku untuk kuliah. Dengan wajah lesu dan badan yang lemas, Aku dan Firman bayar tagihan warnet, kemudian kami langsung pulang. Diperjalanan pulang tidak ada satu katapun yang terlontar dari mulut kami berdua, hanya diam dan diam. Besok paginya di sekolah Firman mendekati Aku yang sedang duduk di teras sekolah, hari itu bertepatan pada hari selasa.
“Alvi kaya apa kita nih?”
“Napanya yang yang apa Aku kada paham nah, sahutku.”
“Kita lo kada lulus SNMPTN, kita daftar SBMPTN kah!”
“Apa pulang SBMPTN nitu?Aku mauk nah, gara-gara kada bapadah lawan kuitan kah yu bahwa aku nih handak kuliah ka UNLAM Banjarmasin, jadi kada lulus SNMPTN, Fir?
“SBMPTN to kurang labih ja lawan SNMPTN, bedanya bila SBMPTN to seleksi dengan ujian tulis Alvi’e. Sama, aku kadada bapadah jua pada Aku handak kuliah ka anu mamaku, ikam tahu haja kalo kaya apa kondisi ekonomi keluarga Aku yang pas-pasan.”
”Ya’am kita ni kurang labih ja Firman’e keadaan, handak kuliah kondisinya kaya ini, yang aneh orang yang  baduit kada handak kuliah lo Fir.”
Balum habis pandiranku, langsung Firman sahut.
“Kita daftar ja sudah Alvi’e masalah yang ini, yang itu, yang tadi kena dipikirkan pulang!”
“Ayuha ja, sahutku.”
“Esok kah kita ka warnet atau imbah bulik sekolah ini Fir?”
“Lebih cepat lebih baik, imbah bulik sekolah ini jua kita ka warnetnya, sahut Firman.”
Loncang sekolah berbunyi, menandakan waktu belajar pada hari ini berakhir. Langsung Aku dan Firman pergi ke warnet di desa Kurau, kami pergi ke warnet masih mengenakan seragam sekolah. Sampai di warnet langsung saja kami daftar SBMPTN, kurang lebih 1 jam selesai juga akhirnya kami mendaftar SBMPTN. Didalam kartu ujian SBMPTN itu tertera tanggal dan tempat ujian, yaitu pada tanggal 28 Mei 2016, bertempat di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Sampai dirumah, Aku bercerita kepada ayah dan ibuku bahwa Aku daftar kuliah.
“Mama, abah ulun daftar kuliah di UNLAM”
“UNLAM, berarti tempatnya di Banjar leh? Tanya mamaku”
“Inggih  ma’e.”
“Abahku manyahut, baik yang diparak-parak ini haja kuliah!Ada ha POLITEKNIK TANAH LAUT parak sini. Amun ka Banjar nitu biaya banyak, duit kada tapi ada, maka pergaulan disana nitu keras banar.”
“Tapi ulun bah’e umpat beasiswa bidikmisi.”
“beasiswa napa nito? Jar mamaku.”
“Itu ma’e beasiswa bagi mahsiswa yang kada mampu dan baisi prestasi.”
“Abahku manyahut pulang, baik POLITEKNIK kawa bulang buling haja, kada banyak biaya, kada bahaya’an kuitan kalo napa-napa.”
“Kada salahnya ah dicoba kaduanya daftar di UNLAM daftar jua di POLITEKNIK TANAH LAUT, kada tahu pang razakinya Alvi ni dimana, jar mamaku.”

“Inggih, misalkan ulun lulus kaduanya Alhamdulillah, kawa mamilih.” Abahku badiam haja antara mambari akan atau kada, amun mamAku kayanya mambarikan haja pang. Pandiran tadi taputus sampai situ.
Hari demi hari telah berlalu,  tak terasa kalender sudah menunjukaan tanggal 27 Mei 2016, Berarti besok Aku tes SBMPTN, gumamku. Pada hari itu juga, ayah memanggilku.
“Bila ikam kuliah ka Banjar, ih kamana tuh?”
“Ka UNLAM kah, bah?, sahutku”
“Hi,ih, abah bari akan haja asal bisa-bisa jaga diri.”
“Ikam umpat bidikmisi jua lo mudahan nitu lulus jua, supaya kada tapi jadi beban abah, ikam tahu haja kalu, kita ni paling musim katam yang baduit, tu gin amun banihnya bagus jua.
“Amiin. Inggih bah’e, Alhamdulillah hatiku berkata, akhirnya dibariakan jua.”
Esok harinya Akubangun sangat pagi, kira-kira pukul 05.00 WITA, tak banyak yang kubuat, langsung mandi, siap-siap, minta restu kekedua orang tua, minta doa supaya lulus tes dan selamat diperjalanan, lalu Aku menjemput Firman di rumahnya. Setelah itu langsung saja Aku dan Firman Pergi ke UNLAM Banjarmasin. Diperjalanan menuju UNLAM, kami disuguhkan Sang Kuasa dengan air yang turun dari langit begitu deras serta sang halilintar yang saling menampakkan kekuatannya kepada kami, dengan suguhan itulah yang membuat ku semakin yakin bahwa Sang Kuasa tengah melihat perjuangan kami, mungkin ini adalah cobaan untuk meraih kesuksesan, gumamku dalam hati.
Kurang lebih dua jam Aku dan Firman sampai ditempat tujuan kira-kira pukul  07.30 WITA. Kami langsung masuk ruangan ujian, tidak henti-hentinya Aku berdoa kepada yang Maha Kuasa, agar Aku dimudahkan dalam menjawab soal-soal yang akan diujikan. Ujian telah selesai tinggal menunggu pengumuman.
Pada tanggal 28 Juni 2016 hasil SBMPTN diumumkan, pada hari itu hatiku terasa gelisah, galau, dan merana. Aku sangat tAkut, kalau kejadian seperti SNMPTN terjadi lagi, Aku pikir dengan jumlah pendaftar SBMPTN sekitar 10.000 orang katanya, kecil kemungkinan Aku lulus, ternyata perkiraanku salah Aku LULUS SBMPTN. Bukan hanya Aku yang lulus temanku Firman lulus juga. Alhamdulillah.
Kami sudah dinyatakan lulus tinggal tes kesehatan dan regestrasi saja.  Aku membuka pembicaraan kepada Firman.
“Fir amun kita lo kuliah di Banjar, pasti mengkost, dimana kita mencarinya”
“Gampang ja nitu, kena kita cari salajur registrasi.”
“Hi ih’e Aku nih.”
Waktu penetapan regestrasi telah tiba, seperti biasa Aku dan Firman pergi ke Banjarmasin menggunakan motorku. Sampai di UNLAM langsung saja Aku dan Firman registrasi. Setelah selesai registrasi, kami langsung mencari kost. Banyak tempat kost yang kami datangi, mulai dari harga 450.000 per bulan sampai yang 800.000 per bulan. Namun itu masih mahal menurut kami berdua, wajar kami mencari yang murah orangtua kami hanya seorang petani, yang penghasilannya pas-pasan. Kemudian kami terus mencari dan mencari kost yang murah namun layak, Alhamdulillah kami dapat  kost murah bertempat di Cendana 2D.
Tepat pada tanggal 28 agustus 2016 ayah dan ibu serta ibunya Firman mengantarkan kami ke kost. Mungkin ayah dan ibuku, masih enggan untuk melepaskan anak sulungnya ini untuk menempuh pendidikan di Ibukota yang penuh dengan hingar-bingar hiburan, sehingga mereka mengantarku. Sebelum ayah dan ibuku pulang, ayahku tak henti-hentinya berpesan kepadaku.
“Nak jaga diri baik-baik, ikam tahu haja kalo kaadaan kuitan kaya apa, abah harap ikam maklum, jangan umpatan yang kada karuan, jaga diri baik-baik, jangan kada ingat sembahyang.”
“Inggih, sahutku.”Meneteskan air mata.
Kehidupanku dikost 270 derajat berubah dibandingkan ketika tinggal dirumah, kalau dulu Ibu yang masak, makan bersama kedua orang tua, kalau sekarang ya harus,  masak masak sendiri, makan makan sendiri, cuci bajupun sendiri.
Dikost tempat aku tinggal terdapat 8 orang penghuni semuanya perantauan seperti aku, ada dari Kalteng, HSU dan lain-lain. Mereka sama sepertiku menuntut ilmu di Universitas Lambung Mangkurat, untuk meraih kesuksesan. Semoga cita-cita kami semua didengar oleh Yang Maha Kuasa.Amiin.
Alhamdulillah kost dan lainnya sudah selesai urusannya tinggal menunggu pelaksanaan P2B (Program Persiapan Belajar).Waktu yang di tunggu telah tiba, sebelum melaksanakan P2B seluruh mahasiswa FAkultas Ekonomi  dan Bisnis, yaitu tempat Aku menimba ilmu saat ini, wajib mengikuti Technical Meeting. Dalam Technical Meeting kami disuruh bawa macam-macam, seperti piring plastik dan lain-lain. Namanya anak kost kami tidak punya peralatan seperti itu. Aku memanggil Firman.
“Fir kena imbah Technical Meeting ini kita ka pasaran mancari piring lawan yang lainnya ae.”
“ayuja vi’e, sahut firman.”
Setelah selesai acara, kami langsung pergi ke pasar beli piring plastik dan lain-lain. Ditengah perjalanan kami motor kami diberhentikan Polisi.
“Napa yu Fir salah kita jadi dimandak polisi? asa’an kadada salah nah, ujarku.”
“Kada tahu jua Aku, Firman manyahuti.”
“Adik ka pinggir dahulu, jar Polisi”
“Inggih, ada apa Pak.”(Aku kada tAkutan lawan polisi nangitu dalam hatiku soalnya SIM, STNK ada, makai Helm, Pajak Hidup, lawan Plat nomor kendaraanku lawas lagi masa berlAkunya).
“Adik tidak menyalakan lampu depan motor adik, adik melanggar pasal 293 ayat 2  adik kena tilang denda 100 ribu, jar polisi”
“Parkiraanku salah sakalinya, kana tilang’ae Aku, STNK ku diambil polisi sebagai bukti pelanggaran, handak mambayari baisi duit 100 ribu wara lagi, maka duit ngitu gasan 3 hari kaina, balum lagi kaina disuruh kakaknya nukar ngini, nukar ngitu, sungguh berat hidup dikota, gumamku dalam hati”
“Uma Pak ulun ni handak umpat P2B mahasiswa baru, abah ulun jauh, kadada baisi kaluarga disini, jahku.”
“Kada tahu-tahu muha polisinya bapandir, nanti hari senin adik ambil di Polresta Banjarmasin STNK nya”
“Inggih jarku, langsung kami tinggalakan polisinya.”
Dalam perjalanan menuju kost hatiku berkata-kata, mungkin ini hanya cobaan kecil, masih banyak cobaan-cobaan yang lebih besar yang mungkin akan digelontorkan oleh yang Maha Kuasa kepadaku, untuk menguji kesabaranku, mungkinkah cobaan seperti ini dan yang akan datang, yang akan membuatku sukses.
Sampai di kost langsung Aku siapkan semua peralatan dan perlengkapan P2B yang disuruh oleh kakaknya untuk dibawa. P2B sangat menegangkan tapi juga mengasikkan hingga tak terasa tiga hari telah berlalu, itu artinya P2B telah selesai.
Aku sekarang sudah resmi jadi mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universita Lambung Mangkurat.
Aku sangat bangga kuliah di Universitas Lambung Mangkurat ini, betapa tidak diantara kakak-kakakku cuma aku yang sampai menempuh pendidikan keperguruan tinggi. Semoga aku bisa menyelesaikan kuliahku ini dalam waktu 3.5 tahun saja.
Semua ini bukan hanya perjuanganku seorang, melainkan perjuanganku bersama Firman, mulai daftar SNMPTN tidak lulus bersama, kemudian daftar SBMPTN, yang sebelumnya Aku tidak semangat lagi untuk kuliah, Firman yang memotivasiku untuk daftar SBMPTN, akhirnya kami lulus bersama-sama. Terima kasih kepada Pak Udin yang telah membukakan jalan untuk Akubisa kuliah, kuucapakan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah mengabulkan doaku. Kepada ayah dan ibuku bekerja membanting tulang untuk pendidikanku, yang memberikan doa dan restunya untuk Akukuliah di Universitas Lambung Mangkurat ini, mungkin kalau tanpa doa dan restu mereka berdua Aku tidak akan dapat MENGERJAKAN TUGAS INI.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar