S
|
inar mentari pagitersenyum manis,
semanis coklat ketika cinta melekat, tetesan embun masih membekas di antara
rimbunan tumbuhan. Pagi hari itu kira-kira pukul 07.00 WITA, Aku sudah ada di
sekolah. Aku memang selalu paling pagi datang ke sekolah, biasanya Aku
duduk-duduk diteras menunggu bunyi lonceng masuk kelas. Lonceng berbunyi empat
kali menandakan semua siswa SMK Harapan Bangsa Kurau harus masuk kelas. Waktu
itu Aku duduk di kelas XII Administrasi Perkantoran, semester dua. Suasana di
kelas sangat ramai dan penuh canda tawa. Jam menunjukan pukul 08.00 WITA, waktu
belajar akan segera dimulai, tak berapa lama guru mata pelajaran pun masuk
kelas.
“Assalamu’alaikum Wr.
Wb. kata Pak guru.”
Langsung kami semua
membalas salam baPaktersebut. Pelajaran dimulai, pagi ini Aku dan teman-teman
belajar matematika. Waktu berputar begitu cepat, kulihat jam menunjukkan pukul
09.50 WITA, itu artinya waktu belajar mengajar matematika tinggal 10 menit.
Saat-saat akhir pelajaran Aku terkejut, bapak yang mengajar pada saat itu
memanggilku.
“Alvi, kata baPak Udin.”
yaitu bapak yang mengajar pelajaran matematika.
“Iya ada apa Pak.”
Singkat kata Pak Udin bertanya.
“Kamu setelah lulus
sekolah ini mau kuliah?”
“Iya Pak.” setelah
menjawab pertanyaan itu Aku terdiam, dalam hatiku berkecamuk dan
bertanya-tanya, aPakah seorang anak petani bisa kuliah dengan kondisi ekonomi
yang sederhana.Kemudian pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku tadi, Aku utaran ke Pak
Udin.
“Apakah seorang anak
petani bisa Pak kuliah dengan kondisi ekonomi yang sederhana?”
“Tenang saja, asalkan
ada kemauan dan tekad yang kuat Insya Allah cita-cita kamu untuk kuliah tercapai,
kata Pak Udin.”
Firman yang tadi mendengarkan
pembicaraan Aku dengan Pak Udin, langsung bertanya.
“bagaimana caranya Pak?”
“Sekarang ada program
beasiswa bidikmisi yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI, beasiswa ini
khusus untuk siswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi, kata Pak Udin.”
Kemudian beliau memberi saran kepada Aku dan
Firman,
“Begini kalian termasuk
siswa berprestasi di sekolah ini, sayang kalau tidak melanjutkan kuliah, kalau
mau nanti baPak daftarkan beasiswanya.” Aku dan Firman berpikir sejenak, saling
pandang, menganggukkan kepala bahwa kami setuju.
“Inggih pa’e daftarkan
ja ulun lawan Alvi, sahut Firman”
“Alhamdulillah, kata
Pak Udin asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat Insya Allah kalian akan
kuliah.”
Singkat cerita besoknya Aku, Firman, dan Pak
Udin pergi ke warnet untuk mendaftar beasiswa bidikmisi, setelah sampai di
warnet kami langsung membuka website resmi bidikmisi, kami disuguhkan dengan
borang bidikmisi yang isinya tentang biodata pribadi, keluarga sampai kondisi
ekonomi dan lain-lain. Kira-kira dua jam pendaftaran selesai. Kejadian itu
terjadi kira-kira akhir tanggal bulan maret 2016. Seminggu kemudian Pak Udin
menyuruh kami untuk mendaftar SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
), setelah disuruh itu Aku dan Firman mendaftar SNMPTN.
Waktu terus berputar,
detik demi detik berlewat, menit demi menit berlewat, hari demi hari, sampai
waktu tanggal pengumuman hasil SNMPTN, kira-kira waktu itu pada tanggal 10 Mei
2016, Aku dan Firman berharap besar untuk lulus SNMPTN, kami sangat yakin bahwa
kami akan lulus, ternyata setelah kami sampai warnet yang kira-kira 10 KM dari
rumah kami berdua, dan membuka pengumuman SNMPTN, kami berdua tidak lulus.
Seketika itu juga rasa sedih yang begitu
besar menyelimutiku.
Aku memanggil Firman
yang duduk disebelahku.
“Fir Fir Firman,.”
“Napa,
sahut Firman.”
Kulihat bola matanya berkaca-kaca, yang
tadi dia sangat semangat, berubah jadi sedih sampai meneteskan air mata.
Hatiku berkata-kata,
hancur sudah harapanku untuk kuliah. Dengan wajah lesu dan badan yang lemas, Aku
dan Firman bayar tagihan warnet, kemudian kami langsung pulang. Diperjalanan
pulang tidak ada satu katapun yang terlontar dari mulut kami berdua, hanya diam
dan diam. Besok paginya di sekolah Firman mendekati Aku yang sedang duduk di
teras sekolah, hari itu bertepatan pada hari selasa.
“Alvi kaya apa kita
nih?”
“Napanya yang yang apa Aku
kada paham nah, sahutku.”
“Kita lo kada lulus
SNMPTN, kita daftar SBMPTN kah!”
“Apa pulang SBMPTN
nitu?Aku mauk nah, gara-gara kada bapadah lawan kuitan kah yu bahwa aku nih
handak kuliah ka UNLAM Banjarmasin, jadi kada lulus SNMPTN, Fir?
“SBMPTN to kurang labih
ja lawan SNMPTN, bedanya bila SBMPTN to seleksi dengan ujian tulis Alvi’e.
Sama, aku kadada bapadah jua pada Aku handak kuliah ka anu mamaku, ikam tahu
haja kalo kaya apa kondisi ekonomi keluarga Aku yang pas-pasan.”
”Ya’am kita ni kurang
labih ja Firman’e keadaan, handak kuliah kondisinya kaya ini, yang aneh orang
yang baduit kada handak kuliah lo Fir.”
Balum habis pandiranku,
langsung Firman sahut.
“Kita daftar ja sudah
Alvi’e masalah yang ini, yang itu, yang tadi kena dipikirkan pulang!”
“Ayuha ja, sahutku.”
“Esok kah kita ka
warnet atau imbah bulik sekolah ini Fir?”
“Lebih cepat lebih
baik, imbah bulik sekolah ini jua kita ka warnetnya, sahut Firman.”
Loncang sekolah
berbunyi, menandakan waktu belajar pada hari ini berakhir. Langsung Aku dan
Firman pergi ke warnet di desa Kurau, kami pergi ke warnet masih mengenakan
seragam sekolah. Sampai di warnet langsung saja kami daftar SBMPTN, kurang
lebih 1 jam selesai juga akhirnya kami mendaftar SBMPTN. Didalam kartu ujian
SBMPTN itu tertera tanggal dan tempat ujian, yaitu pada tanggal 28 Mei 2016,
bertempat di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Sampai dirumah, Aku
bercerita kepada ayah dan ibuku bahwa Aku daftar kuliah.
“Mama,
abah ulun daftar kuliah di UNLAM”
“UNLAM,
berarti tempatnya di Banjar leh? Tanya mamaku”
“Inggih ma’e.”
“Abahku
manyahut, baik yang diparak-parak ini haja kuliah!Ada ha POLITEKNIK TANAH LAUT
parak sini. Amun ka Banjar nitu biaya banyak, duit kada tapi ada, maka
pergaulan disana nitu keras banar.”
“Tapi
ulun bah’e umpat beasiswa bidikmisi.”
“beasiswa
napa nito? Jar mamaku.”
“Itu
ma’e beasiswa bagi mahsiswa yang kada mampu dan baisi prestasi.”
“Abahku
manyahut pulang, baik POLITEKNIK kawa bulang buling haja, kada banyak biaya,
kada bahaya’an kuitan kalo napa-napa.”
“Kada
salahnya ah dicoba kaduanya daftar di UNLAM daftar jua di POLITEKNIK TANAH
LAUT, kada tahu pang razakinya Alvi ni dimana, jar mamaku.”
“Inggih,
misalkan ulun lulus kaduanya Alhamdulillah, kawa mamilih.” Abahku badiam haja
antara mambari akan atau kada, amun mamAku kayanya mambarikan haja pang.
Pandiran tadi taputus sampai situ.
Hari
demi hari telah berlalu, tak terasa
kalender sudah menunjukaan tanggal 27 Mei 2016, Berarti besok Aku tes SBMPTN,
gumamku. Pada hari itu juga, ayah memanggilku.
“Bila
ikam kuliah ka Banjar, ih kamana tuh?”
“Ka
UNLAM kah, bah?, sahutku”
“Hi,ih,
abah bari akan haja asal bisa-bisa jaga diri.”
“Ikam
umpat bidikmisi jua lo mudahan nitu lulus jua, supaya kada tapi jadi beban abah,
ikam tahu haja kalu, kita ni paling musim katam yang baduit, tu gin amun
banihnya bagus jua.
“Amiin.
Inggih bah’e, Alhamdulillah hatiku berkata, akhirnya dibariakan jua.”
Esok
harinya Akubangun sangat pagi, kira-kira pukul 05.00 WITA, tak banyak yang
kubuat, langsung mandi, siap-siap, minta restu kekedua orang tua, minta doa
supaya lulus tes dan selamat diperjalanan, lalu Aku menjemput Firman di
rumahnya. Setelah itu langsung saja Aku dan Firman Pergi ke UNLAM Banjarmasin.
Diperjalanan menuju UNLAM, kami disuguhkan Sang Kuasa dengan air yang turun
dari langit begitu deras serta sang halilintar yang saling menampakkan
kekuatannya kepada kami, dengan suguhan itulah yang membuat ku semakin yakin
bahwa Sang Kuasa tengah melihat perjuangan kami, mungkin ini adalah cobaan
untuk meraih kesuksesan, gumamku dalam hati.
Kurang
lebih dua jam Aku dan Firman sampai ditempat tujuan kira-kira pukul 07.30 WITA. Kami langsung masuk ruangan
ujian, tidak henti-hentinya Aku berdoa kepada yang Maha Kuasa, agar Aku
dimudahkan dalam menjawab soal-soal yang akan diujikan. Ujian telah selesai
tinggal menunggu pengumuman.
Pada
tanggal 28 Juni 2016 hasil SBMPTN diumumkan, pada hari itu hatiku terasa
gelisah, galau, dan merana. Aku sangat tAkut, kalau kejadian seperti SNMPTN
terjadi lagi, Aku pikir dengan jumlah pendaftar SBMPTN sekitar 10.000 orang
katanya, kecil kemungkinan Aku lulus, ternyata perkiraanku salah Aku LULUS
SBMPTN. Bukan hanya Aku yang lulus temanku Firman lulus juga. Alhamdulillah.
Kami
sudah dinyatakan lulus tinggal tes kesehatan dan regestrasi saja. Aku membuka pembicaraan kepada Firman.
“Fir
amun kita lo kuliah di Banjar, pasti mengkost, dimana kita mencarinya”
“Gampang
ja nitu, kena kita cari salajur registrasi.”
“Hi
ih’e Aku nih.”
Waktu
penetapan regestrasi telah tiba, seperti biasa Aku dan Firman pergi ke
Banjarmasin menggunakan motorku. Sampai di UNLAM langsung saja Aku dan Firman
registrasi. Setelah selesai registrasi, kami langsung mencari kost. Banyak
tempat kost yang kami datangi, mulai dari harga 450.000 per bulan sampai yang
800.000 per bulan. Namun itu masih mahal menurut kami berdua, wajar kami
mencari yang murah orangtua kami hanya seorang petani, yang penghasilannya
pas-pasan. Kemudian kami terus mencari dan mencari kost yang murah namun layak,
Alhamdulillah kami dapat kost murah bertempat
di Cendana 2D.
Tepat
pada tanggal 28 agustus 2016 ayah dan ibu serta ibunya Firman mengantarkan kami
ke kost. Mungkin ayah dan ibuku, masih enggan untuk melepaskan anak sulungnya
ini untuk menempuh pendidikan di Ibukota yang penuh dengan hingar-bingar
hiburan, sehingga mereka mengantarku. Sebelum ayah dan ibuku pulang, ayahku tak
henti-hentinya berpesan kepadaku.
“Nak jaga diri baik-baik, ikam tahu haja kalo
kaadaan kuitan kaya apa, abah harap ikam maklum, jangan umpatan yang kada
karuan, jaga diri baik-baik, jangan kada ingat sembahyang.”
“Inggih,
sahutku.”Meneteskan air mata.
Kehidupanku
dikost 270 derajat berubah dibandingkan ketika tinggal dirumah, kalau dulu Ibu
yang masak, makan bersama kedua orang tua, kalau sekarang ya harus, masak masak sendiri, makan makan sendiri,
cuci bajupun sendiri.
Dikost
tempat aku tinggal terdapat 8 orang penghuni semuanya perantauan seperti aku,
ada dari Kalteng, HSU dan lain-lain. Mereka sama sepertiku menuntut ilmu di
Universitas Lambung Mangkurat, untuk meraih kesuksesan. Semoga cita-cita kami
semua didengar oleh Yang Maha Kuasa.Amiin.
Alhamdulillah
kost dan lainnya sudah selesai urusannya tinggal menunggu pelaksanaan P2B
(Program Persiapan Belajar).Waktu yang di tunggu telah tiba, sebelum
melaksanakan P2B seluruh mahasiswa FAkultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu tempat Aku menimba ilmu
saat ini, wajib mengikuti Technical Meeting. Dalam Technical Meeting kami disuruh
bawa macam-macam, seperti piring plastik dan lain-lain. Namanya anak kost kami
tidak punya peralatan seperti itu. Aku memanggil Firman.
“Fir
kena imbah Technical Meeting ini kita ka pasaran mancari piring lawan yang
lainnya ae.”
“ayuja
vi’e, sahut firman.”
Setelah
selesai acara, kami langsung pergi ke pasar beli piring plastik dan lain-lain.
Ditengah perjalanan kami motor kami diberhentikan Polisi.
“Napa
yu Fir salah kita jadi dimandak polisi? asa’an kadada salah nah, ujarku.”
“Kada
tahu jua Aku, Firman manyahuti.”
“Adik
ka pinggir dahulu, jar Polisi”
“Inggih,
ada apa Pak.”(Aku kada tAkutan lawan polisi nangitu dalam hatiku soalnya SIM,
STNK ada, makai Helm, Pajak Hidup, lawan Plat nomor kendaraanku lawas lagi masa
berlAkunya).
“Adik
tidak menyalakan lampu depan motor adik, adik melanggar pasal 293 ayat 2 adik kena tilang denda 100 ribu, jar polisi”
“Parkiraanku
salah sakalinya, kana tilang’ae Aku, STNK ku diambil polisi sebagai bukti
pelanggaran, handak mambayari baisi duit 100 ribu wara lagi, maka duit ngitu
gasan 3 hari kaina, balum lagi kaina disuruh kakaknya nukar ngini, nukar ngitu,
sungguh berat hidup dikota, gumamku dalam hati”
“Uma
Pak ulun ni handak umpat P2B mahasiswa baru, abah ulun jauh, kadada baisi
kaluarga disini, jahku.”
“Kada
tahu-tahu muha polisinya bapandir, nanti hari senin adik ambil di Polresta Banjarmasin
STNK nya”
“Inggih
jarku, langsung kami tinggalakan polisinya.”
Dalam
perjalanan menuju kost hatiku berkata-kata, mungkin ini hanya cobaan kecil,
masih banyak cobaan-cobaan yang lebih besar yang mungkin akan digelontorkan
oleh yang Maha Kuasa kepadaku, untuk menguji kesabaranku, mungkinkah cobaan
seperti ini dan yang akan datang, yang akan membuatku sukses.
Sampai
di kost langsung Aku siapkan semua peralatan dan perlengkapan P2B yang disuruh
oleh kakaknya untuk dibawa. P2B sangat menegangkan tapi juga mengasikkan hingga
tak terasa tiga hari telah berlalu, itu artinya P2B telah selesai.
Aku
sekarang sudah resmi jadi mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan studi Pembangunan
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universita Lambung Mangkurat.
Aku
sangat bangga kuliah di Universitas Lambung Mangkurat ini, betapa tidak
diantara kakak-kakakku cuma aku yang sampai menempuh pendidikan keperguruan
tinggi. Semoga aku bisa menyelesaikan kuliahku ini dalam
waktu 3.5 tahun saja.
Semua
ini bukan hanya perjuanganku seorang, melainkan perjuanganku bersama Firman,
mulai daftar SNMPTN tidak lulus bersama, kemudian daftar SBMPTN, yang
sebelumnya Aku tidak semangat lagi untuk kuliah, Firman yang memotivasiku untuk
daftar SBMPTN, akhirnya kami lulus bersama-sama. Terima kasih kepada Pak Udin
yang telah membukakan jalan untuk Akubisa kuliah, kuucapakan puji syukur kepada
Allah SWT, yang telah mengabulkan doaku. Kepada ayah dan ibuku bekerja
membanting tulang untuk pendidikanku, yang memberikan doa dan restunya untuk Akukuliah
di Universitas Lambung Mangkurat ini, mungkin kalau tanpa doa dan restu mereka
berdua Aku tidak akan dapat MENGERJAKAN TUGAS INI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar